Rabu, 27 Maret 2019

1-Week-1-Poem-Lintah-Darat


Puisi lintah darat



Lintah Darat

Oleh: Alya Rekha Anjani

Lintah darat
Terus cari penyuap
Tak pernah puas
Terima satu suap

Tinggi tahta
Pendek akal
Banyak harta
Hilang rasional

Penyakit kronis
Terus menjangkiti
Bagai tanaman bit
Yang tumbuh tanpa bibit

Sekarang nikmatilah!
Kebahagiaan ilusi yang kau buat
Sekarang nikmatilah!
Kebahagiaan yang telah terenggut

Bekasi, 27 Maret 2019

Minggu, 17 Maret 2019

Cara Yakin pada Allah, Tanpa Perlu Melihat Wujud-Nya

Cara Yakin pada Allah, Tanpa Perlu Melihat Wujud-Nya


Bagaimana caranya kita yakin (beriman) pada Allah SWT, padahal kita tak pernah melihat wujudnya?
Pertanyaan itu, hal yang lumrah jika datang pada pikiran tiap manusia. Berpikir dan bertanya pada diri sendiri tentang Sang Pencipta, dan berusaha menemukan jawaban yang tepat adalah hal yang wajar. Pemikiran seperti itu adalah proses dalam mengenal hakikat Tuhan dan in syaa Allah akan membuat keyakinan atau keimanan kita bertambah, jika kita berusaha memahami tanda-tanda kebesaran Tuhan yang dijelaskan dalam firman-Nya. Kita akan menemukan jawabannya dalam Alquran, di mana Allah telah berfirman:

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya." (Q.S. Al-Kahfi:110).

Ayat tersebut bermaksud, jika kita ingin berjumpa dengan Allah SWT maka lakukanlah amal saleh (menaati perintahnya dan menjauhi larangannya). Amal saleh seperti:
1. Konsisten dalam beribadah pada-Nya: Sholat 5 waktu, kalau perlu ditambah dengan sholat sunnah (Rawatib, witir, tahajud, qiyamullail).
2. Membaca Alquran.
3. Zakat, sedekah, infaq. Tidak hanya dengan harta/uang, bisa dengan senyum, berbuat baik, dll.
4. Puasa.

In syaa Allah jika kita menaati perintah Allah SWT dengan konsisten, maka Dia akan memberikan tanda-tanda kebesaran-Nya, salah satunya yaitu bertambahnya keimanan (keyakinan) atas keberadaan Allah SWT.

Perlu teman-teman ketahui, iman (yakin/percaya/membenarkan) itu sendiri berarti mengakui dengan lisan, meyakini dalam hati, dan mengerjakan dengan perbuatan. Iman bukan berarti keyakinan/kepercayaan setelah melihat wujud-Nya. Bukan. Jika kita konsisten dalam mengerjakan amalan-amalan saleh di dunia, in syaa Allah kelak kita akan berjumpa dengan Allah SWT di surga, Aamiin.

Ada beberapa hal yang in syaa Allah membuat kita berpikir bahwa, tidak perlu untuk melihat wujud Allah untuk beriman pada Allah/meyakinkan hati kita bahwa Allah itu ada. Cukup dengan merasakan tanda-tanda kebesaran Allah, yang akan membuat kita yakin, percaya, bertambah keimanan pada-Nya.

Hal yang pertama, (cukup jawab dalam hati saja) jika kita dalam situasi menginginkan sesuatu lalu teman kita datang memberikan apa yang kita inginkan. Bagaimana perasaan kita? Senang bukan? Tetapi coba pikirkan! Bukankah kita akan lebih terkesima, takjub, sekaligus bahagia jika yang kita inginkan datang tiba-tiba hingga membuat kita berpikir, ini dari datang dari mana?, atau siapa yang memberikannya?, tak kusangka, baik sekali yang memberi ini!

Sama halnya, jika Allah mengasihi kita secara langsung bertemu dengan kita, hanya untuk membuat kita percaya dengan melihat wujud-Nya, there's nothin' special!. Tidak ada spesialnya sama sekali. Yang menakjubkan adalah ketika kita tidak bisa melihat kebradaan Allah, tapi Allah selalu memberikan semua yang kita butuhkan (makan,minum,udara, dll).

Hal yang kedua adalah ketika kalian mencintai seseorang, lalu, ingin membuktikan rasa cinta kalian itu seperti apa?. Memberikan perhatian lebih pada seseorang itukah? atau melayani seseorang itu sepanjang waktu? Atau bahkan akan membelah dada kalian lantas mengeluarkan hati kalian untuk menunjukkan bahwa hati kalian sedang jatuh cinta? Apakah di hati kalian tertulis aku cinta kamu/i love you? jawabannya adalah no way! That's very ridiculous!. Aku yakin kalian tidak akan melakukan kemungkinan yang terakhir itu.

Maksud perumpamaan itu adalah Allah mengasihi, mencintai kita tidak dengan cara menunjukkan wujud-Nya, tapi untuk saat ini, cukup dengan memberikan semua yang kita butuhkan di dunia ini tanpa kekurangan sedikit pun jika kita mencari keridaan-Nya. Allah menyayangi hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa.

Hidup itu ujian!
Ya, aku setuju dengan statement itu. Allah ingin memberikan ujian pada hamba-Nya, apakah hamba-Nya masih mempercayai diri-Nya, padahal kita tidak pernah melihat wujud-Nya. Apakah hamba-Nya terus yakin akan kegaiban-Nya atau berpaling mencari Tuhan lain yang berwujud?. Kembalilah pada Alquran karena sesungguhnya jika kita ingin menjalani hidup ini dengan selamat dunia akhirat maka kita harus mengikuti intruksi yang punya alam semesta ini bukan?. Kenapa harus Alquran? Karena Alquran, kitab suci yang terjaga selama 14 abad, tidak ada yang berubah baik tulisan, grammar, ayat, suratnya. Hal ini membuktikan bahwa Alquran memang benar firman Tuhan semesta alam bukan perkataan manusia.
Coba bayangkan jika Alquran perkataan manusia maka secara grammar akan berubah, aka nada revisi-revisi Alquran. Contoh dalam bahasa Indonesia, kata DOELOE ditulis seperti itu tetapi sekarang berubah seiring perkembangan zaman, disempurnakanlah ejaan itu menjadi DULU. Perkataan Allah itu sudah sempurna tidak perlu ada revisi, beda sama manusia yang sifatnya tidak sempurna.

Jika diibaratkan, misal ada suatu alat baru, yang benar- benar tidak ada yang mengetahui cara menggunakan atau menjalankan alat itu, maka kita harus bertanya pada siapa agar kita bisa menjalankan alat itu? Jawabannya adalah kita harus bertanya pada orang yang membuat alat itu, kita harus bertanya pada orang yang menciptakan alat itu. Setelah itu kita akan mengetahui cara menjalankan alat itu sesuai dengan langkah-langkah atau intruksi yang diberitahu oleh pembuat alat, agar alat itu bisa berguna dengan semestinya.

Sama halnya dengan hidup di dunia ini, jika kita ingin menjalani hidup ini dengan enak, nyaman, semua serba ada, maka ikutilah intruksi Sang Pencipta, yang secara jelas telah tercantum dalam Alquran. Alquran tidak akan membuat kita tersesat karena Alquran adalah intruksi langsung dari Sang Pencipta untuk pedomaan (panduan/tata cara) menjalani hidup kita.

Oke jadi seperti itu penjelasan singkatnya yang kudengar dari penceramah Dr.Zakir Naik dan Ust.Adi Hidayat. Ucapan terima kasih pada mereka berdua yang telah memberikan pemahaman yang baik tentang Tuhan. Dan buat teman-teman yang sudah baca, mendukung aku dalam penyelesaian artikel ini.
Wassalamu'alaikum.

Popular Post